2011 | Lulus Smk dan melanjutkan ke Univetsitas |
2015 | Lulus dari Universitas dengan nilai yang memuaskan |
2015 | Beberapa bulan setelah lulus melamar pekerjaan di perusahaan besar di bidang otomotif dan di terima |
2018 | Di angkat menjadi manajer perusahaan |
2019 | Berangkat liburan bersama kedua Orang tua ke daerah eropa |
2019 | Membeli rumah senidiri |
2020 | Menikah dengan wanita pilihan sendiri |
2021 | Mempunyai anak yang pertama |
2021 | Membuka sorum mobil |
2023 | Membuka bengkel mobil |
2024 | Mempunyai anak yang kedua |
2028 | Liburan bersama anak dan istri ke daerah itali |
2031 | Pergi haji sekeluarga |
2048 | Menikmati hari tua bersama keluarga |
Rabu, 30 November 2011
Tabel masa depan
Kamis, 17 November 2011
wawancara dengan pengusaha warung
Nama : Parlindungan Nasution
TTL : Medan,
Pendidikan Terakhir : SMA
→ Bapak berasal dari daerah mana
Ø Saya berasal dari daerah medan
→ Sudah berapa lama anda tinggal di kota ini:
Ø Kurang lebih 21 tahun
→ Kapan anda memulai usaha ini:
Ø Setelah beberapa bulan saya tinggal di bogor sekitar tahun 1990 untuk bulannya saya lupa
→ pertama datang dari Medan anda tinggal di mana
Ø Saya mengontrak rumah di daerah laladon
→ Maaf sebelumnya, apakah anda sampai saat ini masih tinggal di tempat kontrakan
Ø Allhamdulilah dalam waktu kurang lebih 15 tahun saya bisa membeli rumah dan membangun warung dari hasil usaha saya
→ Sudah berapa lama anda tinggal di kota ini:
Ø 12 tahun
→ Apa tujuan anda datang ke kota Bogor ini:
Ø Karna inggin berwira usaha sendiri
Ø Saya meliahat peluang usaha warung di kota bogor khususnya di daerah laladon saingannya belum terlalu banyak
→ Kenapa anda memilih usaha ini:
Ø karena saya melihat peluang usaha di daerah laladon pada saat itu sangat tepat untuk saya membuka usaha warung
Ø usaha warung juga tidak akan sepi oleh pembeli
Ø perputaran uangnya juga cepat
Ø barang yang di jual adalah barang kebutuhan pokok yang pasti semua orang membutuhkannya
→ Apa strategi anda untuk bersaingan dengan pedangang lain:
Ø Harus ramah dengan pembeli jangan memasang muka jutek, bila kita memasang muka jutek tidak ada pembeli yang datang
Ø Tidak memasang harga terlalu mahal,bila harga terlalu mahal pembeli akan pindah ke warung sebelah
Ø Mengambil untung jangan terlalu banyak, biar sedikit untungnya tetapi banyak yang membeli daripada untungnya banyak tetapi sepi pembeli
Ø Memberikan keringanan pembayaran kepada konsumen pedagang
→ Dan apa cita-cita anda yang mendalam pada usaha anda dimasa depan nanti:
Ø Membuat cabang warung di daerah lain
Ø Bila saya membuka cabang saya inggin mengajak sodara – sodara yang pengangguran untuk ikut serta mengelola usaha warung saya
Ø Menigkatkan usaha saya harus bisa setara dengan supermarket
Ø Membuka usaha baru di bidang yang lain
Rabu, 16 November 2011
Pentingnya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (k3) Dari Rumah
Sesuatu yang familiar biasanya menjadi sesuatu atau rutinitas yang biasa. Sesuatu yang penting pun akan terasa menjadi biasa. Oleh karena itu, mereview kembali kebiasaan-kebiasaan kita untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak didinginkan tentu sebuah tindakan bijaksana.
Berikut beberapa konsep sederhana sebagai pengingat buat kita.
1. Memelihara sanitasi lingkungan
Berawal dari lingkungan keluarga yang bersih dan sehat, maka ketenangan dan kenyamanan akan mengalir segar dalam pikiran kita. Kesegaran seperti itu akan memacu adrenaline untuk tetap semangat dalam bekerja. Jika keadaan sebaliknya yang terjadi di lingkungan kita, maka sebagian waktu dan pikiran kita akan tersita. Kenyamanan pun tidak bisa dirasakan. Perlu dicatat bahwa yang tampak bersih belum tentu sehat atau terbebas dari kuman, bakteri, atau bibit penyakit lainnya. Contohnya, lingkungan taman rumah yang asri dengan warna-warni dan pot bunga yang indah, ternyata tak jarang menyimpan jentik-jentik nyamuk. Sudah banyak kasus, anak-anak atau keluarga kita terkena demam berdarah, padahal lingkungan rumah kita tampak bersih.
2. Menyiapkan waktu yang cukup untuk beristirahat
Rutinitas kerja yang terjadwal tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu menyiapkan diri dengan istirahat yang cukup adalah hal mutlak. Memilah dan memilih aktivitas-aktivitas yang bersifat prioritas harus dilakukan. Sebagian besar karyawan sudah mampu melakukannya, tetapi sebagian masih belum dapat menentukan skala prioritas.
3. Menjadwal dan menyiapkan peralatan/kebutuhan kerja dengan baik
Persiapan secara maksimal akan berpengaruh positif untuk ketenangan kerja. Tentu kita pernah mengalami, ketika limit waktu sudah sampai, sedangkan ada sesuatu yang belum disiapkan, pasti kita akan menjadi panic dan gugup. Stressor psikis (ringan) pun terjadi.
4. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu dan prosedur (menganalisis dan mencari solusi jika terjadi hambatan)
Seringkali harus ada tugas yang harus kita bawa pulang, jangan tunda untuk dikerjakan karena ketika menumpuk maka kita menjadi stress. Begitu juga dengan tugas di kantor, jangan biasakan menunda meskipun masih ada kelonggaran waktu.
5. Tepat waktu
Tepat waktu dalam bekerja maupun menyelesaikan pekerjaan harus dibudayakan. Bayangkan, ketika terburu-buru, maka seseorang cenderung mengejar ketertinggalannya dengan melakukan segala sesuatu secara terburu-buru atau mengebut di jalanan. Akibatnya, dia celaka sebelum bekerja. Atau andaipun sampai di tempat kerja, stress psikosoial pun terjadi. Kita merasa malu dengan karyawan yang lain. Belum lagi kalu mendapat teguran dari atasan. Akhirnya, kita bekerja dalam kondisi tegang dan tidak nyaman.
6. Meminimalkan munculnya konflik, baik di rumah maupun di tempat kerja
Konflik adalah hal alamiah yang terjadi pada setiap orang. Yang membedakan adalah kemampuan mengatasi konflik. Oleh karena itu, meminimalkan masalah harus menjadi komitmen. Seringkali kasus rumah tangga menjadi penghambat terlaksananya sebuah pekerjaan.
7. Memeriksa kesehatan secara berkala
Jangan tak acuh terhadap kesehatan kita. Yang kita rasa biasa-biasa saja, belum
tentu keadaan yang sama juga ada dalam tubuh kita jika diperiksa secara teliti.
Jangan-jangan terdapat bibit penyakit yang bersarang di tubuh kita.
8. Menjaga kebersihan, kesehatan, dan keamanan lingkungan kerja
9. Selalu meningkatkan komitmen/kepedulian K3 tidak hanya secara pribadi, tetapi juga kepada komunitas kerja, bahkan kepada skala yang lebih luas, yaitu masyarakat sekitar.
10. Jika Anda menjadi bagian dari pimpinan puncak (top management), berikanlah panutan dan komitmen positif kepada bawahan.
Jika konsep-konsep sederhana tersebut dilakukan oleh setiap karyawan maka, maka praktik K3 yang ideal akan dapat diwujudkan karena konsep tersebut akan bersinergi dengan konsep-konsep besar yang selama ini telah menjadi program atau komitmen perusahaan.
Filosofi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia berikut layak kita simak. Bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahanakan hidup dan kehidupannya. Agar dapat bekerja dengan baik, setiap orang memerlukan dukungan kemampuan kerja, seperti tenaga yang diperoleh dari gizi yang baik, dan kondisi lingkungan kerja. Pada hakekatnya, agar seseorang atau sekelompok pekerja dapat bekerja secara sehat diperlukan upaya untuk menyerasikan ketiga kemampuan utama, yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. WHO menentapkan bahwa tatanan yang universal untuk pembudayaan hidup sehat adalah keluarga, institusi pendidikan, dan tempat kerja (www.depkes.go.id).
Berikut beberapa konsep sederhana sebagai pengingat buat kita.
1. Memelihara sanitasi lingkungan
Berawal dari lingkungan keluarga yang bersih dan sehat, maka ketenangan dan kenyamanan akan mengalir segar dalam pikiran kita. Kesegaran seperti itu akan memacu adrenaline untuk tetap semangat dalam bekerja. Jika keadaan sebaliknya yang terjadi di lingkungan kita, maka sebagian waktu dan pikiran kita akan tersita. Kenyamanan pun tidak bisa dirasakan. Perlu dicatat bahwa yang tampak bersih belum tentu sehat atau terbebas dari kuman, bakteri, atau bibit penyakit lainnya. Contohnya, lingkungan taman rumah yang asri dengan warna-warni dan pot bunga yang indah, ternyata tak jarang menyimpan jentik-jentik nyamuk. Sudah banyak kasus, anak-anak atau keluarga kita terkena demam berdarah, padahal lingkungan rumah kita tampak bersih.
2. Menyiapkan waktu yang cukup untuk beristirahat
Rutinitas kerja yang terjadwal tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu menyiapkan diri dengan istirahat yang cukup adalah hal mutlak. Memilah dan memilih aktivitas-aktivitas yang bersifat prioritas harus dilakukan. Sebagian besar karyawan sudah mampu melakukannya, tetapi sebagian masih belum dapat menentukan skala prioritas.
3. Menjadwal dan menyiapkan peralatan/kebutuhan kerja dengan baik
Persiapan secara maksimal akan berpengaruh positif untuk ketenangan kerja. Tentu kita pernah mengalami, ketika limit waktu sudah sampai, sedangkan ada sesuatu yang belum disiapkan, pasti kita akan menjadi panic dan gugup. Stressor psikis (ringan) pun terjadi.
4. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu dan prosedur (menganalisis dan mencari solusi jika terjadi hambatan)
Seringkali harus ada tugas yang harus kita bawa pulang, jangan tunda untuk dikerjakan karena ketika menumpuk maka kita menjadi stress. Begitu juga dengan tugas di kantor, jangan biasakan menunda meskipun masih ada kelonggaran waktu.
5. Tepat waktu
Tepat waktu dalam bekerja maupun menyelesaikan pekerjaan harus dibudayakan. Bayangkan, ketika terburu-buru, maka seseorang cenderung mengejar ketertinggalannya dengan melakukan segala sesuatu secara terburu-buru atau mengebut di jalanan. Akibatnya, dia celaka sebelum bekerja. Atau andaipun sampai di tempat kerja, stress psikosoial pun terjadi. Kita merasa malu dengan karyawan yang lain. Belum lagi kalu mendapat teguran dari atasan. Akhirnya, kita bekerja dalam kondisi tegang dan tidak nyaman.
6. Meminimalkan munculnya konflik, baik di rumah maupun di tempat kerja
Konflik adalah hal alamiah yang terjadi pada setiap orang. Yang membedakan adalah kemampuan mengatasi konflik. Oleh karena itu, meminimalkan masalah harus menjadi komitmen. Seringkali kasus rumah tangga menjadi penghambat terlaksananya sebuah pekerjaan.
7. Memeriksa kesehatan secara berkala
Jangan tak acuh terhadap kesehatan kita. Yang kita rasa biasa-biasa saja, belum
tentu keadaan yang sama juga ada dalam tubuh kita jika diperiksa secara teliti.
Jangan-jangan terdapat bibit penyakit yang bersarang di tubuh kita.
8. Menjaga kebersihan, kesehatan, dan keamanan lingkungan kerja
9. Selalu meningkatkan komitmen/kepedulian K3 tidak hanya secara pribadi, tetapi juga kepada komunitas kerja, bahkan kepada skala yang lebih luas, yaitu masyarakat sekitar.
10. Jika Anda menjadi bagian dari pimpinan puncak (top management), berikanlah panutan dan komitmen positif kepada bawahan.
Jika konsep-konsep sederhana tersebut dilakukan oleh setiap karyawan maka, maka praktik K3 yang ideal akan dapat diwujudkan karena konsep tersebut akan bersinergi dengan konsep-konsep besar yang selama ini telah menjadi program atau komitmen perusahaan.
Filosofi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia berikut layak kita simak. Bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahanakan hidup dan kehidupannya. Agar dapat bekerja dengan baik, setiap orang memerlukan dukungan kemampuan kerja, seperti tenaga yang diperoleh dari gizi yang baik, dan kondisi lingkungan kerja. Pada hakekatnya, agar seseorang atau sekelompok pekerja dapat bekerja secara sehat diperlukan upaya untuk menyerasikan ketiga kemampuan utama, yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja. WHO menentapkan bahwa tatanan yang universal untuk pembudayaan hidup sehat adalah keluarga, institusi pendidikan, dan tempat kerja (www.depkes.go.id).